ILMU NUTRISI IKAN “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN IKAN AKAN BERBAGAI GIZI (KUALITATIF DAN KUANTITATIF)”


A.   Kebutuhan Gizi Pada Ikan
Pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kualitas dan kuantitas pakan yang diberikan. Untuk dapat tumbuh dengan baik, ikan pada umumnya membutuhkan nutrien yang lengkap. Nutrien yang lengkap meliputi kebutuhan gizi yang hampir sama pada ikan dengan makhluk hidup lain yaitu protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral agar dapat melakukan proses fisiologis dan biokimia selama hidupnya. Selain itu, menurut (Furuichi 1988) kebutuhan ikan juga sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain jenis ikan, ukuran/umur ikan, kualitas protein pakan, kecernaan pakan dan kondisi lingkungan.
Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, dan pemeliharaan kesehatan (Afrianto & Evi 2005). Nutrisi didapat dari makanan dan cairan yang selanjutnya diasimilasikan oleh tubuh. Jumlah dan komposisi zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh ikan sangat bervariasi. Zat-zat yang dibutuhkan oleh ikan dapat digolongkan menjadi dua kelompok (Afrianto & Evi 2005):
·         Kelompok yang menghasilkan energi. Zat-zat yang termasuk dalam kelompok ikan akan menghasilkan energi bila dicerna oleh ikan. Beberapa komponen zat gizi yang dapat menghasilkan energi, yaitu protein, lemak, dan karbohidrat. Komponen tersebut juga disebut sebagai komponen makro karena dibutuhkan oleh ikan dalam jumlah relatif besar.
·         Kelompok yang tidak menghasilkan energi. Komponen pakan yang tidak menghasilkan energi adalah vitamin dan mineral. Komponen tersebut juga disebut dengan komponen mikro karena dibutuhkan oleh ikan dalam jumlah relatif kecil.
1)    Kebutuhan Protein
Hewan air (ikan) harus mengkonsumsi protein untuk mengganti jaringan tubuh yang rusak (perbaikan) dan untuk mensintesis jaringan baru (pertumbuhan dan reproduksi) (Subandiono 2009). Selain itu protein mempunyai peranan biologis karena merupakan instrument molekuler yang mengekspresikan informasi genetik. Semua protein pada makhluk hidup dibangun oleh susunan yang sama yaitu 20 macam asam amino baku yang molekulnya sendiri tidak mempunyai aktivitas biologi. Dari 20 macam asam amino ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu asam amino esensial sebanyak 10 macam merupakan asam amino yang sangat dibutuhkan oleh tubuh dan tidak dapat disentesis dalam tubuh ikan itu sendiri. Kebutuhan ikan akan protein berkisar antara 25-60% dan kebutuhan protein ini sudah mampu menyediakan asam amino setiap jenis ikan. Beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan protein untuk pertumbuhan maksimum adalah umur, spesies, ukuran, padat penebaran, suhu air, kualitas protein yang dicerminkan oleh profil asam amino dan pakan harian yang diperlukan. Ikan yang lebih kecil atau lebih muda mempunyai kebutuhan protein yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan ikan yang lebih tua dari spesies yang sama.


2)    Kebutuhan Karbohidrat
Karbohidrat merupakan salah satu sumber energi dan pada umumnya berasal dari tumbuh-tumbuhan. Fungsi karbohidrat itu sendiri adalah memenuhi kebutuhan energi dan persediaan makanan didalam tubuh (Suarez et al., 2002). Pengaruh karbohidrat terhadap pertumbuhan disebabkan oleh beberapa faktor yaitu kadar karbohidrat dalam pakan, kecernaan karbohidrat, tingkat makanan yang masuk, kondisi lingkungan dan spesies (Wanatabe, 1988). Menurut Kordi (2009), Kebutuhan karbohidrat untuk setiap ikan berbeda. Kadar karbohidrat yang optimum pada ikan yang bersifat omnivor adalah 20 – 40%, sedangkan untuk ikan karnivora 10 – 20%.
3)    Kebutuhan Lipid/Asam Lemak Esensial
Lipid terutama asam lemak esensial memiliki peranan yang penting dalam tubuh ikan terlebih khusus pada masa matang gonad dan kelangsungan hidup larva. Ikan laut tidak memiliki sistim enzim seperti yang ada pada ikan air tawar, sehingga ikan laut sangat membutuhkan HUFA rantai panjang n-3 dan n-6 dari pakan untuk pertumbuhan yang optimum. Oleh karenanya dalam usaha akuakultur ikan laut yang berkelanjutan, diperlukan penyusunan ransum dengan kandungan nutrisi yang baikuntuk pakan induk dan larva. Kebutuhan asam lemak esensial untuk ikan laut dipengaruhi oleh suhu dan salinitas perairan (Cowey & Sargent, 1979).
4)    Kebutuhan Nutrisi Mikro
·         Vitamin. Vitamin memegang peranan penting dalam proses metabolisme ikan. Gejala kekurangan vitamin pada ikan antara lain menurunnya nafsu makan, warna ikan abnormal, ikan terlihat gelisah, keseimbangan ikan berkurang, pertumbuhan sirip abnormal, dan ikan mudah terserang bakteri.
·         Mineral. Elemen-elemen mineral tidak terserap secara mudah, sebagian besar mineral yang dicerna dikeluarkan melalui feses. Penyerapan mineral memerlukan karier protein yang spesifik. Meskipun ikan dapat memperoleh mineral dari lingkungan media pemeliharaan, penambahan mineral melalui pakan dapat meningkatkan pertumbuhan, sintasan, dan kesehatan ikan.
B.   Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi Pada Ikan
Kebutuhan nutrisi (protein, lemak, karbohidrat, dan nutrisi mikro) pada dasarnya dipengaruhi oleh beberapa factor lingkungan. Karena factor lingkungan secara langsung mempengaruhi lajunya proses metabolisme pada tubuh ikan. Beberapa factor yang dipengaruhi antara lain:
1)    Suhu
Suhu merupakan salah satu parameter yang harus diperhatikan, pada kegiatan budidaya suhu mempengaruhi tingkat perkembangan dan pertumbuhan karena mempengaruhi berbagai proses yang berhubungan dengan kegiatan metabolisme yang mencangkup pernapasan, pemberian pakan dan perncernaan. Perubahan suhu air pada kisaran suhu optimal akan meningkatkan kecepatan metabolisme berarti hal ini dapat diartikan bahwa semakin cepat metabolisme semakin cepat pula makanan menuju sistim pencernaan dikarenakan nafsu makan dan penyerapan makanan bertambah. Perlu dihatikan bahwa tiap jenis ikan memiliki kisaran toleransi dan kisaran optimum. Penurunan suhu maupun peningkatan suhu dari titik suhu optimum akan menurunkan tingkat konsumsi pakan dan akhirnya menurunkan laju pertumbuhan.

2)    Oksigen
Oksigen merupakan faktor pembatas bagi kehidupan ikan. Oksigen sangat vital dibutuhkan oleh ikan dan udang serta organisme tingkat tinggi untuk memperoleh energi. Energi bebas ini selanjutnya akan digunakan untuk berbagai kebutuhan tubuh terutama yang berkaitan dengan kontraksi pada tingkat sel, jaringan dan organ. Kebutuhan oksigen ikan sesuai dengan spesies, umur, dan ukurannya. Tingkat kelarutan oksigen dalam air sangat dipengaruhi oleh suhu, kadar garam dan ketinggian air pada wadah pemeliharaan. Pada kegiatan budidaya, optimasi 17 kandungan oksigen terlarut di media budidaya perlu dilakukan karena secara langsung akan meningkatkan produksi dan efesiensi pakan. Kandungan oksigen terlarut kurang dari 1 mg/L menyebabkan ikan tidak nafsu dalam mencari makan dan kisaran oksigen terlarut yang optimal bagi organisme akuatik adalah lebih dari 5 mg/L (Boyd 1982). Sedangkan Khairuman dan Amri (2010) kisaran suhu optimum ikan tagih antara 25 – 32C.
3)    pH
Derajat keasaaman (pH) tidak berpengaruh langsung terhadap organisme hidup, tetapi melalui proses yang lambat dan bertahap. Derajat keasamaan yang ideal bagi kehidupan ikan berkisar antara 6,5 – 8,5 (Boyd 1990). Khairuman dan Amri (2010) bahwa toleransi pH air yang ideal untuk pemeliharaan ikan tagih adalah pH 6,5 – 8.0
4)    Amonia
Ammonia merupakan salah satu produk yang dihasilkan dari proses sintesa protein asam amino yang tidak tersimpan dalam serta dihasilkan dari pakan yang tidak dimakan ikan. Ammonia yang diekresikan dapat dijadikan sebagai indikator yang baik dalam menentukan kadar optimum protein pakan, khususnya jika dikaitkan dengan pertumbuhan ikan (Cai et al. 2006). Ekskresi ammonia juga dapat menunjukan jumlah relatif protein pakan yang dicerna untuk sintesys protein atau sebagai sumber energi (Ming 1985). Ammonia dalam bentuk NH3 merupakan senyawa beracun bagi ikan. Kandungan NH3 sebesar 0,6 – 2,0 ppm berbahaya bagi kehidupan ikan (Boyd 1982). Menurut Khairuman dan amri (2010) kandungan amoniak tidak boleh lebih dari 0,1 mg/l.















DAFTAR PUSTAKA

 

Afrianto, I. E. & Liviawaty, I. E., 2005. Pakan Ikan dan Perkembangannya. Kanisius.
Cowey, C.B. & Sargent, J.R., 1979. Nutrition. In: Hoar, W.S., Randall, D.J., Brett, J.R. (Eds.), Fish Physiology, Vol. VIII. Academic Press, Orlando, FL, 1 – 69.
Kordi K. dan M. Ghufran H. 2002. Biologi Perikanan. Cetakan Kedua. Yayasan Pustaka Nusantara, Yogyakarta, 163 hlm.
M, F., 1988. Fish Nutrition and Mariculture, JICA textbook, the General Aquaculture Course.. Tokyo: s.n.
Suarez, M.D., A Sanz, J. Bazoco, & M.G. Gallego. 2002. Metabolic Effects of Changes in the Dietary Protein: Carbohydrate Ratio in Eel (Angilla anguilla) and Trout (Oncorhynchus mykiss). Aquaculture International. 10(3): 143–156
Subandiyono & Hastuti, 2009. Buku Ajar Nutrisi Ikan. Semarang: Universitas Diponegoro Press.
T, W., 1988. Fish Nutrition and Mariculture. Tokyo: s.n.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Peran Fungi/Jamur Dalam Dunia Perikanan

Permasalahan Umum Dunia Perikanan & Kelutan di Indonesia dan Sulosinya Berdasarkan Ajaran Islam